14 & 17 September 2014, Jakarta
Wooowww panasnya cetar membahana,
ga nyangka bogor bisa sepanas ini, pdahal ini masih didket puncak tapi panasnya
ampun dan ketika mendekati kota bogor ampun macetnya. Memang lah ya Plat B ini
mendominasi jalan dikala weekend. Dipuncak aja ya kalau diamati 70% itu
bernompol B, 15% D dam 15% nopol plat asli bogor yaitu F itupun banyaknya
angkutan barang bukan mobil pribadi. Hmm setelah perjalanan yang lumayan
melelahkan, pukul ½ 3 sampai juga di rumah uwa, istrihat bentar, ngobrol, dan
jam ½ 5 pamitan dan kita ke mess kantor suami di Indraprastha untuk balikin
motor pinjaman. Kita cepet2 balik karena gau mau desek-desekan di KRL, sebelum
magrib pokoknya udah harus di kereta. Ehh sampai di Mess ditawarin bareng ke
Jakarta sama temennya, kebetulan seniornya juga mau ke Jakarta mau ke Halim
untuk balik ke Surabaya (project disana). Apa yang terjadi setelah jam 5 sore
naik TAXI ke Jakarta, ya Macet!!! Macet yang luar biasa, kendaraan plat B
kembali ke habitat nya setelah ngabisin weekend diluar Jakarta.
Dan Saya
menyadari kenapa orang-orang Jakarta ga kapok ke liburan ke bogor atau puncak
padahal harus rela-relain bermacet-macet ria dibandingkan ttp stay di Jakarta
yang justru lumayan sepi ketika weekend. Mungkin seperti yang dirasakan saya
yaitu pingin nikmatin alam dan pemandangan yang bukan perkantoran, gedung
pencakar langit, dan kebisingan kota. Pemandangan hijaunya alam, hawa segar dan
dingin dipuncak ialah suasana yang ga akan kita dapatkan di Jakarta, melepas
kepenatan setelah 5-6 hari bekerja di suasana ibu kota yang cukup membuat
stress. Dari jam 5 kita berangkat baru jam ½ 7 baru kita masuk ke Jakarta kota.
Dan jam 8 baru sampai di kost, coba kalau naik KRL ga gini-gini banget, mana
ongkos taxi nya lumayan mahal 230rbu.. Hmm untung nebeng, jadi ga perlu bayar
sendiri.
Ya
sampai Jakarta saya sakit, tepar masuk angin sampai muntah-muntah, ga nafsu
makan, setiap kali makan pinginnya dikeluarin lagi. Sampai saya ga minat lagi
yang namanya belanja. Senin suami masih cuti dan saya maksain diri buat jalan
ke Tanah Abang. Sampai dsna badan keringet dingin dan hilang mood belanja
wlwpun ga pulang dengan tangan kosong juga sih. Hari Besoknya saya habisin
dengan berdiam dikost suami sambil nonton film, tidur dan makan, karena suami
udah mulai masuk kerja. Bosan juga klo kerjaannya tiap hari kyk gitu, ga ada
yang di kerjain. So saya minta suami sebelum saya ngikut dia (insyaAllah
setelah tahun baru) udah ada rumah (rumah kontrakan) bukan kost, karena kalo
dikost bakal bosen nya minta ampun.
Hari terakhir liburan saya-pun
tiba, itu artinya berpisah kembali saya dan suami, Hikzzz… Ga ketemu 1 bulan
pas ketemu cuman 1 minggu, dan kita ga ketemu untuk 2 bulan lamanya lagi, suami
baru rencana pulang bulan November. Jam 7 kurang saya diantar suami ke stasiu
gambir, kebetulan kantor suami deket sama gambir, tinggal ngelewatin jembatan
penyebrangan sampai deh di Pertamina. Setelah sarapan sebentar di Dunkin, saya-pun
diantar suami naik bis Damri Ke Bandara Soetta. Ahhh… I will Miss You Honey!!!!
Hubungan Jarak Jauh ini membuat
kita semakin lebih menghargai waktu kebersamaan. Lebih menikmati waktu berdua
dibandingkan menghabiskan waktu dengan bertengkar. Ga ada yang namanya bosan
dengan pasangan karena kita sama-sama tau waktu bersama kita ga banyak, buat
apa menghabiskan waktu yang udah sebentar dengan berantem, dan setiap pertama
kali bertemu setelah berpisah lama terasa cukup romantis, rasa rindu yang amat
sangat, hilang hanya dengan melihat senyum diwajahnya untuk pertama kali
setelah berpisah cukup lama. LDR ini mengajarkan kita arti kesebaran dan
kesetiaan. Dan kita pun masih selayaknya hubungan pacaran aja dengan hampir
setiap hari telpon-telponan, nanyain kabar masing2, kegiatan masing2 cukuplah
untuk sementara menahan rasa kerinduan diantara kita berdua. Kita hanya
berusaha untuk menikmati keadaan yang harus kita jalanin saat ini, jauh, tanpa bisa bertemu setiap hari, tanpa
bisa memeluknya setiap hari, tanpa bisa membuatkannya masakan. Ahh ingin
rasanya momen kebersamaan itu cepat datang diantara kita berdua, dan mungkin
akan bertambah ramai dengan hadirnya seorang anak.
Dan tak terasan kapten pilot
sudah mengubungi ATC dan sudah bersiap untuk landing. Dari atas terlihat
tanah-tanah yang berwarna coklat akibat musim kemarau dan dibeberpa lokasi
terlihat asap yang mengepul, kebakaran hutan. Ahh Banjarbaru sudah didepan
mata. Selamat Tinggal Jakarta See U on January!!!! See soon sayaaang, Love and
Miss You, Muuuaaacchhh
0 komentar:
Posting Komentar